Oleh: Andini NH
Pagi ini begitu cerah…Lirna sedang asik
melihat lihat akun instagram para fashion
illustrator untuk menjadi inspirasi pekerjaannya sebagai seorang fashion designer di suatu perusahaan
pakaian jadi . Namun tiba tiba sebuat pesan masuk dari whatsapp dan seketika
pagi cerah terasa sesak dan mengganjal di fikiran Lirna pagi ini. Kemudian Ingatannya
kembali jelas mengulang perseteruan dirinya dengan mantan teman bernama Lea.
Sejak saat itu Lirna sangat berharap tidak pernah dikenalkan dengan Lea. Walau begitu, kenyataan haruslah dihadapi
karena dibalik suatu kejadian pasti terdapat sebuah hikmah.
Waktu
itu, di sebuah café dekat kantor Lirna, Ratna -sahabat Lirna sejak kuliah- membuat
janju pertemuan dengan Lirna. Lirna sangat bersemangat karena sudah lama tak
bertemu Ratna. Dulu, mereka sering clubbing
bersama dan hang out bersama namun
sekarang mereka sudah jarang bertemu karena Lirna sudah sibuk dalam karirnya
yang sedang bersinar dan Ratna sudah berhijrah dan lebih mendalami agama.
Meskipun begitu mereka sering saling bertukar fikiran lewat telefon atau
sekedar chatting lewat whatsapp.
“Hii Ratna..long time no see!!!” pekik Lirna
kemudian segera berdiri menghampiri dan memeluk wanita cantik keturunan Arab yang
baru saja memasuki pintu café mengenakan
hijab berwarna hitam celana harem dan loose
striped sweater. Ratna berseri2 mencium pipi kanan dan kiri Lirna kemudian
kepalanya celingak celinguk sambil mengikuti Lirna berjalan mendekati meja
mereka.
“sini
Ratna duduk” Lirna menarik lengan Ratna yg matanya masih mencari2.
“eh
iya Lir..sebenarnya alasan aku ingin bertemu kamu karena aku ada surprise “ ujar Ratna
“Surprise? Apa tuuh duh aku suka sama surprise2” Lirna jadi semakin
bersemangat. Lalu pintu café terbuka lagi. Seorang wanita berbadan tambun, berambut
lurus sebahu, mengenakan rok span selutut berwarna hijau dan kemeja berwarna
hitam memasuki café dan berjalan mengarah
ke meja mereka. Ratna melambaikan tangannya dan menyuruh wanita itu mendekat
kemudian mempersilakan duduk.
“
Lirna kenalkan ini Lea, dan surprisenya adalah…Lea baru dipindahkan ke kantor
kamu di departemen design juga . Aku harap kalian bisa jadi partner. Aku kenal
Lea dari teman pengajian aku” Ujar Ratna.
Itulah awal
pertemuan Lirna dan Lea. Sejak itu Lirna akrab dengan Lea. Lirna banyak
membantu Lea dalam hal pekerjaan karena selain Lea baru lulus dari sebuah institute,
Lea juga belum lama tinggal di Jakarta.
Namun
pada suatu hari ketika Lirna menyerahkan tugas custom design ke ruangan Mrs Roz kepala divisi design pakaian jadi,
Lirna merasa ada yang aneh.
“wait,what do you mean by these designs have been
already submitted by other person??” Mata Lirna terbelalak
“yess Lirna darling…someone from your team has sent it the other day and we are in the
middle of making those dresses for the client!” jawab Mrs Roz dengan semangat dan berbinar. Mrs Roz bangkit dari kursinya sambil membawa master design tersebut dan menyerahkannya pada
Lirna. Rambut Mrs Roz pendek dan ikal mengenakan celana palazzo bermotif daun
tropis dipadu kemeja berwarna putih dengan kerah kaku, kalung mutiara rangkap 3
bergelantung di lehernya. Dia mendekat pada Lirna, tersenyum memamerkan lisptik
pink matte yang membuat umurnya terlihat 5 tahun dari usianya yang hampir
menginjak 50 tahun.
“
how come? I designed it personally not with
the team dan ini bukan untuk mass product its custom made!” Lirna
masih berdiri kaku. Baru 3 hari ia
meninggalkan kantor karena terserang flu akibat begadang mengerjakan design tersebut tapi mengapa design itu sudah di tangan Mrs Roz?.
Lirna membetulkan kacamatanya, melepas kuncir ekor kudanya kemudian kepalanya
tertunduk sambil melihat master design yang
betul betul mirip dengan designnya.
“
hey.. when you sick, I asked your team to
submitt final designs immediately but I don’t like them at all. Thank God your
bestfriend saved me. She gave these brilliant designs and I love it so much!!
“ Mrs Roz tertawa dan menepuk2 pundak Lirna sambil sesekali memperbaiki
kacamata berframe tebal persegi empat.
“Now, get back to work” Mrs Roz mengibaskan
jemarinya tanda mengusir Lirna dan kembali duduk di belakang meja.
Sejak
itu Lirna sangat kesal dengan Lea. Sudah jelas bahwa Mrs Roz bilang bahwa
sahabatnya yg menyerahkan design itu kepada dia. Siapalagi kalo bukan lea?
Selama ini Lirna tidak pernah dekat dengan orang lain di kantor selain dengan
Lea. Kenapa Lea bgitu tega menyalip dirinya dari belakang?
Hal tersebut
Lirna ungkapkan ke Ratna
“Ratna,
Lea benar benar menusuk aku dari belakang. Kok seorang teman bisa tega bener
melakukan ini?”
“Kamu
sabar dulu, aku sudah confirm ke dia tapi dia bilang dia tidak melakukan itu”
jawab Ratna
“Apa??
Trus kamu percaya dia gak copy designku?” tanya Lirna
“Aku
di sini tidak mau menghakimi siapa yang benar atau salah, Lir”. Jawab Ratna
“What??” Lirna merasa kesal dengan Ratna
“
Ya kan aku sudah tanya Lea, tapi Lea
bilang bukan dia yang menyerahkannya ke bos kalian… “
“please Rat, Are you telling me I’m the one
who lied???”
“
Aku gak bilang gitu Lirna… sudahlah…maafkan saja Lea kalau menurut kamu dia
bersalah… “
Lirna menutup
chatnya dengan Ratna dengan perasaan kesal.
Sebenarnya
Ratna sangat ingin mendamaikan Lea dan Lirna namun keduanya sama sama keras.
Lirna tidak terima dengan sikap Lea yg menusuk dari belakang dan bukannya minta
maaf tapi malah seolah olah hal ini tak pernah terjadi. Ratna tak berhenti
menasihati Lirna untuk memaafkan saja sikap Lea dan memilih untuk menghindari
pertengkaran.
“Maaf
Lirna, aku ga bisa berbuat apa apa karena Lea tidak mengakui perbuatannya dan
lebih baik kita memaafkan saja dan melupakan kejadian ini” ujar Ratna berkali
kali.
Hari2 mulai
berlalu. Lirna musti legowo menghadapi orang seperti Lea. Hal itu malah
membuatnya semakin kreatif lagi dan menghasilkan karya karya yg lebih baik. Mrs
Roz sangat bangga pada Lirna dan akhirnya Lirna perlahan melupakan sikap Lea
yang lalu walaupun hubungan mereka tak dekat lagi. Lirna tidak pernah menegur
Lea begitupun sebaliknya. Keberadaan Lea baik di kantor maupun dalam timnya
bagaikan duri dalam daging.
Pagi
ini…pagi yang cerah ini.. tiba2 saja salah satu angota tim Lirna memberi info
lewat WA bahwa pelaku copy cat pada waktu itu adalah Lea. Lirna
segera menscreencapture obrolan
mereka dan mengirimnya ke Ratna.
“Apa
maksudnya Lir?” jawab Ratna
“ini
bukti otentik bahwa benar pelaku copy cat
itu Lea. Kamu kan ga mau menjudge dia
karena dia sndiri gak mengakui kan? Tapi dengan adanya bukti percakapan ini
akhirnya kamu percaya kan?” Lirna membalas dengan semangat.
“Lalu
apa Lir? Aku gak mau ikutan lagi drama kalian” jawab Ratna.
Di ujung
sana Lirna merasa tersinggung merasa sahabatnya tidak mendukung dirinya.
“loh
kok gitu? Kamu kan sahabat aku, apa salahnya sih kamu nasihatin dia? “ pinta Lirna
“tugas
aku sebagai seorang muslimah adalah mendamaikan kalian tapi ternyata aku ga
sanggup..maaf aku hanya manusia biasa” jawab Ratna.
“apanya
yg ga sanggup? Kamu kan bisa nasihatin aku kenapa gak bisa nasihatin dia?”
Lirna mulai terasa amat kesal dgn Ratna. Apa pula seorang sahabat berbuat
seperti itu?
“Untuk
apa Lir, menasihati orang yang tidak mengakui kesalahannya”
“Ya
apa kek supaya dia berubah at least minta maaf lah”
“Maaf…aku
gak bisa…aku gak mau ikut campur…”
“helloooo
Rat? Kamu kok terkesan gak peduli sih?
“Justru
karena aku peduli sama kamu Lir”
“apa
buktinya? Kamu sama sekali gak mau menolong. Kamu bisa nasihatin aku tapi
kenapa kamu gak mau nasihatin dia?’
“oh…jadi
kamu menilai seperti itu Lir? Kalau bgitu aku minta maaf….lain kali aku ga akan
nasihatin kamu kecuali diminta”
Lirna merasa
sangat gemas terhadap Ratna. Mengapa persahabatan sekian tahun menjadi rusak
gara gara Lea. Lirna mulai membenci
Ratna. Dia tak habis pikir mengapa seorang sahabat tak mau membantu sahabatnya
menyelesaikan masalah. Lirna hendak mendelete whatsapp Ratna tetapi kemudian
pesan Ratna muncul.
“
Kamu tau gak knp seorang ibu menasihati anaknya ? Krn dia sayang sm anaknya.
Kamu tau knp seorang temen menasihati ? supaya melihat dari perspektif yang berbeda
dan karena dia sayang sm temennya. Justru ketika aku membiarkan yg lain krn aku
ga terlalu deket dengan dia. Tp kl kamu
melihat dari kaca mata berbeda … aku mohon maaf bgt...” Ratna menjelaskan..
Deg..tiba
tiba Lirna tersadar..selama ini dia merasa Ratna tak peduli dengan perasaannya
dan malah memilih untuk ga ikut campur sementara dirinya selalu dinasihatin
untuk memaafkan saja kelakuan Lea. Ternyata yang sebenarnya terjadi adalah
Ratna sangat peduli dengan dirinya dan apa yg dilakukan Ratna adalah hal
terbaik yang seharusnya dilakukan oleh seorang teman. Ratna ingin Lirna
mengesampingkan egonya yakni membiarkan saja Lea atau siapapun juga mengcopy idenya justru karena hal itu
bukankah akhirnya Lirna menjadi semakin kreatif dan menciptakan desain desain
tandingan. Ratna juga ingin Lirna belajar memaafkan orang lain karena ketika
kita memaafkan orang lain artinya sama saja dengan kita mau berdamai dengan
diri sendiri dan hal ini sangat baik bagi kesehatan jiwa Lirna dan orang-orang
yang mau memaafkan. Ada sebuah kisah, Rasulullah pernah berkata kepada
sahabatnya bahwa si Fulan adalah salah satu penghuni surga. Kemudian para sahabat
mengikuti keseharian si Fulan hendak mengikuti amalan amalannya yang membuat
dirinya menjadi calon penghuni surga. Namun, sahabat tidak melihat amalan
amalan lebih selain sholat 5 waktu. Akhirnya sahabat bertanya kepada Fulan
“wahai Fulan amalan apakah yang dapat membuatmu menjadi salah satu calon
penghuni surga?”. Si Fulan kebingungan dan ia berkata “ saya tidak tahu wahai sahabat akan tetapi sebelum saya tidur,
saya berdoa kepada Allah agar Dia mengampuni kesalahan kesalahan yang orang
lain perbuat kepadaku”.