Live Learn and Write

a piece of short stories everyday

Monday, February 8, 2021

Review Kumpulan Cerpen: Malam Terakhir

 

 

 

 

 

 


Review Kumpulan Cerpen

 

Judul                        : Malam Terakhir

Penulis                     : Leila S Chudori

Penerbit                   : Kepustakaan Populer Gramedia

ISBN                        : 978-602-424-823-9

Halaman                   : 117 hal

Pereview                  : Andini Naulina

 

 

 

Kumpulan cerpen Malam Terakhir terbitan tahun 2020 merupakan cetakan yang keenam.   Di buku ini Leila menyeleksi cerita-cerita yang sesuai dengan keinginan periode masa kini dan mewakili zamannya.

 

Ada sembilan judul cerpen yang dapat dinikmati dan dihayati. Di awal cerita, kita akan dibawa ke situasi Paris yang kumuh dan berada dalam adegan antara seorang gadis dengan Marc seorang seniman yang bergulat dengan jiwanya (Paris, Juni 1988). Kemudian cerita beralih ke sebuah keluarga di Jakarta. Adila yang berusia 14 tahun merasa terkekang oleh Ibunya sendiri dan mengakhiri hidupnya demi menggapai kebebasan (Adila). Lalu kita bertemu dengan ketidaksetaraan labelisasi antara wanita dan pria yang sama-sama merusak kesetiaan ( Air Suci Sita).

 

Sehelai Pakaian Hitam, dan Untuk Bapak meruak kisah kehidupan dunia dan akhirat yang saling bergesekan. Manusia bertuhankan manusia. Terkekang oleh harapan manusia lain sehingga terjebak dalam kemunafikan dan akhirnya terbebas karena kematian. Ilona dan Keats menyuarakan kebebasan pikiran dan pilihan wanita, menolak konvensi adat istiadat dan norma. Terlepas dari perdebatan kebebasan pikiran dan pilihan, kisah Sepasang Mata Menatap Rain adalah kisah yang menggugah dan membuka mata pembaca terhadap masalah-masalah negara miskin yang ternyata hadir di negeri sendiri. Petualangan cerita akhirnya berlabuh pada kisah terakhir yang judulnya dipilih sebagai judul buku kumpulan cerpen ini yaitu Malam Terakhir. Kisah itu kembali mengingatkan kita kepada sejarah kelabu negeri ini.

 

Seperti novel-novel Leila yang lain, kumpulan cerpen ini menyediakan ruang bagi pembaca untuk menikmati kalimat yang dirangkai oleh kata-kata pilihan sang penulis yang sangat menyukai tata bahasa. Wawasan penulis tentang karya sastra terkenal baik dari dalam maupun luar negeri juga ikut dibagikan di setiap cerita. Latarbelakangnya sebagai seorang jurnalis turut membentuk gaya penulisan yang sederhana namun memuat kompleksitas.

 

Kumpulan cerpen ini bukan cerpen cengeng penuh drama. Kumpulan cerpen ini adalah potret kebebasan yang terkungkung oleh ragam hal.

 

 

No comments:

Post a Comment