Live Learn and Write

a piece of short stories everyday

Friday, February 5, 2021

Review Novel : Laut Bercerita


 

Review Novel

 

Judul           : Laut Bercerita

Penulis        : Leila S Chudori

Penerbit       : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

ISBN            : 978-602-424-694-5

Halaman       : 379

Pereview       : Andini Naulina

 

 

Ketika saya terpaku pada sebuah rak tertulis ‘Best Seller’ di toko buku, saya masih belum dapat menentukan buku mana yang akan saya pinang dari sekian buku yang berbaris di rak itu. Namun, sesaat mata saya menangkap nama Leila S Chudori tertera di salah satu buku dan dengan sekejap tangan saya langsung menyambarnya. 

 

Sesuai dengan judul ‘Laut Bercerita’, gambar sampul buku ini adalah laut berwarna biru dengan ikan-ikan cantik yang sedang berenang di dalamnya akan tetapi di sudut gambar ada ilustrasi sepasang kaki yang dirantai. Ilustrasi tersebut menimbulkan pertanyaan di benak saya : Ada apakah gerangan dengan kaki terantai di dalam laut yang indah?

 

Segera saja saya membalik badan buku ini dan membaca tulisan di punggungnya. Terus terang awalnya saya tidak terlalu menyukai blurb yang tertulis karena buku ini bukan termasuk ke dalam genre yang saya sukai. Buku ini bercerita tentang penyiksaan yang dialami oleh para aktivis di tahun 1993-1998. Lalu, saya kembali melihat sampulnya dan menemukan lingkaran kecil berwarna emas di sudut bawah tertulis S.E.A Write Award 2020. Batin saya berkata : Buku ini bukan buku biasa.

 Singkat cerita, saya langsung meminangnya bersama 2 buku lain yang ada di rak itu. Akan tetapi, buku ini bukan buku pertama yang saya baca. Setelah dua buku lain selesai dilahap oleh saya, saya masih saja ragu untuk membaca buku ini. Pasalnya, saya takut membayangkan kengerian yang ada di dalamnya. Akhirnya, saya mencoba membuka halaman daftar isi. Dari daftar isi, diketahui bahwa buku ini menggunakan dua POV 1. Prolog dan 10 Bab pertama menggunakan POV tokoh Biru Laut sedangkan 6 bab terakhir menggunakan POV tokoh Asmara Jati. 

 

Biru Laut dan Asmara Jati adalah kakak beradik yang berasal dari keluarga harmonis. Sejak kecil mereka terbiasa membaca karya sastra dan novel-novel perjuangan yang ditulis oleh sastrawan Indonesia dan juga penulis asing. Ketika Biru Laut menjadi mahasiswa UGM, ia bergabung dengan gerakan mahasiswa yang ‘terlarang’. Gerakan mahasiswa itu mempunyai tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Suharto yang telah memimpin negeri ini selama puluhan tahun sehingga mengakibatkan sistem pemerintahan menjadi korup dan menyengsarakan rakyat. Akibat gerakan mahasiswa tersebut, Laut dan rekan-rekannya menjadi buronan lalu kemudian diculik. Mereka disiksa dan akhirnya dibunuh. Berbeda dengan kakaknya, Asmara Jati fokus menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran UI. Meskipun Ia telah berulang kali mengingatkan Laut betapa bahaya gerakan yang sedang dilakukannya, Asmara tetap menyayangi dan ikut mendukung Laut. 

 

Ternyata, membaca setiap kata yang mengalir dari buku ini tidak sedikitpun berdampak ketakutan atau trauma melainkan kesedihan yang mendalam dan, terus terang, membuat saya sedih selama dua hari. Saya masih ingat peristiwa kerusuhan Mei 1998 yang mengakibatkan lengsernya Presiden Suharto, akan tetapi saya tidak mengetahui dibalik peristiwa sebesar itu ada perjuangan Laut dan kawan-kawannya serta kesedihan keluarga para aktivis yang  hilang. Membaca buku ini membuat kita kembali mengingat sejarah yang sempat terlupakan oleh para generasi muda. 

 

Buku ini bukan buku sejarah, melainkan novel fiksi yang berdasarkan kisah nyata. Leila S Chudori mengisahkannya dengan detil dan penuh penghayatan sehingga membuat pembaca benar-benar kembali dibawa ke zaman orde baru dan berada di tengah-tengah Laut beserta kawan-kawannya. Selain itu, Leila juga membumbui kisah ini dengan puisi dari penyair terkenal Sutardji Colzoum Bachri dan beberapa karya sastra terkenal lainnya yang membuat kisah sejarah yang menyedihkan ini menjadi suatu cerita yang indah yang patut kita kenang. Itulah sebabnya buku ini mendapat penghargaan The South East Asean Write Award (S.E.A Write Award), diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan juga dibuat film pendeknya oleh Yayasan Dian Sastrowardoyo.

 

No comments:

Post a Comment